Kamis, 09 April 2009

GIGI Rilis GIGI



”Berusaha Konsisten Hingga 15 Tahun”

Konsistensi menjadi salah satu kunci utama dalam berkarir. Tidak terkecuali dalam membina karir bermusik. GIGI bisa membuktikannya dengan eksis selama 15 tahun. Hebatnya lagi, mereka berusaha mengeluarkan rilisan setiap tahun. Termasuk pada 2009 ini.

Armand Maulana (vokalis), Dewa Budjana (gitaris), Thomas Ramdhan (bassis), dan Gusti Hendy (drumer) membuktikan tradisi itu dengan mengeluarkan GIGI. Prestasi tersebut memang bukan raihan instan. Armand dkk sudah melalui proses seleksi alam hingga album ke-17 (termasuk rilisan Greatest Hits dan Repackage).

Mereka sempat mengalami masa-masa sangat sulit saat awal terbentuk. Album kedua, Dunia, memang terbilang sukses dengan terjual sekitar 400 ribu kopi. GIGI juga pernah meraih beberapa penghargaan bergengsi. Namun, cobaan khas anak band masih terus mendera. Baik itu keluarnya personel hingga ancaman bubar.

Namun, GIGI terus berjuang. Mereka optimistis dengan masa depan bandnya. Keyakinan itu membuahkan hasil. Album-album mereka terus memberikan pengaruh signifikan dalam perkembangan musik Indonesia. GIGI terus konsisten dengan menelurkan setidaknya satu album dalam setahun.

Akhirnya, tepat pada 22 Maret lalu, GIGI merayakan ulang tahun ke-15. Dalam ulang tahun itu, mereka menelurkan album baru berjudul GIGI. Tak hanya album, mereka juga menyelenggarakan konser besar yang berkelas.

GIGI tentu memiliki karakter berbeda dari album-album sebelumnya. Armand dkk mengungkapkan, album sebelumnya terasa lurus dan flat. Karena itu, mereka memperbaikinya di album tersebut.

"Kami banyak bikin eksplorasi dan aransemen yang variatif. Misalnya, sebuah lagu yang pattern musiknya aneh. Tapi, lagu dengan warna ballads yang GIGI banget juga ada," ungkap Armand.

Album ini pun tak melulu soal cinta. Ada pula tentang kehidupan manusia. "Kami melihat fenomena-fenomena di sekitar. Apa yang terjadi. Kami juga mendapat inspirasi dari curhat orang sekeliling. Jadilah lagu-lagu ini," lanjutnya.

Seperti single My Facebook. Single itu dibuat karena mereka tertarik melihat fenomena facebook pada anak-anak zaman sekarang. Juga, ada single lain seperti Sumpah Mati, Restu Cinta, Cinta Lalu, Ya...Ya...Ya, dan Munafik!!! "Secara musik, ya tetap roots musik GIGI," imbuh Armand.

Untuk promosi, band pelantun single Oo... Oo... Oo... itu baru bisa menampilkannya di TV dan radio. Rencananya, mereka mengadakan tur, namun masih menunggu jadwal. Setelah pemilu, GIGI baru mengadakan tur konser.

Armand dkk menyatakan senang melihat respons GIGIkita -sebutan fans GIGI- yang bagus dengan album ini. Meski saat ini banyak bermunculan band-band baru silih berganti, lagu-lagu GIGI tetap di hati.

"Sudah 15 tahun. Jelas tak mudah. Sebuah band memang gampang saja muncul. Yang sulit adalah mempertahankan. Makanya, kami akan terus mencari yang terbaik. Kami tak kan berhenti sampai di sini. Kami akan terus berkarya demi para penggemar setia kami," janji Armand. Album ini memang sudah di-launching pada 22 Maret 2009. Namun, album itu baru rilis di seluruh Indonesia pada 11 April mendatang.

Sumber : Jawa Pos Read More..

Selasa, 10 Februari 2009

Musik Punk untuk Semua "Dindapobia



Setiap band pasti punya misi dan visi terhadap karyanya. Termasuk Dindapobia. Band melodic punk asal Surabaya ini punya satu tujuan. Yaitu, menghilangkan cap bahwa musik punk identik dengan kekerasan.

Band beranggota Ogie (gitaris dan vokalis), Anto (gitaris), Feri (basis), Edel (drumer), dan Tari (backing vocal) ini punya keinginan kuat. Mereka ingin musik punk didengar semua telinga. Ini dia foto para personil Dindapobia


Dindapobia mengusung karakter punk yang kuat, namun dengan lirik tak terlalu pedas. Mereka mengangkat tema sehari-hari, termasuk cinta. Musiknya penuh semangat dengan sampling-sampling unik.

Sejak terbentuk pada 2000, mereka sudah merilis tiga album. Di antaranya Cloningshit (2000), Dindapobia (2004), dan The Triumph (2008). Namanya melejit lewat single Lakukan Saja di album kedua. Sejak itu, mereka makin aktif manggung.

"Gara-gara ini, kami sempet keenakan lupa studio. Makanya, The Triumph jaraknya kan panjang banget sama album kedua," ujar Ogie, penulis sebagian besar lirik Dindapobia.

Single yang diluncurkan juga sempat menjadi hit di Medan, Bekasi, dan Cirebon. Beberapa track merajai tangga lagu radio lokal di sana. Fanbase Dindanisme (sebutan untuk fans dinda) ada di Bekasi dan Nganjuk.

"Justru bukan Surabaya, karena kami memang kurang ngangkat di Surabaya. Homebase di sini, tapi kami masih suka record di Jakarta, launching di Jakarta. Album kedua itu buktinya," jelas Feri.

Meski banyak respons positif dari luar, mereka bukan kacang yang lupa pada kulitnya. Di album ketiga, Dindapobia mulai jalan dari Surabaya. "Nggak harus ke Jakarta kan untuk berkarya," celetuk Feri.

Proses rekaman hingga pembuatan klip The Triumph dilakukan di Surabaya. Begitu juga launching. Band ini meminta restu Kancut Record untuk rekaman di studio milik Dindapobia. Mereka pun mantap menunjukkan bahwa Surabaya juga bisa.

Ayo band-band punk yang lain,jangan mau klah Dindapobia. Karena saya juga termasuk penggemar musik punk, saya ingin semua kalangan bisa menikmati musik ini. Karena tak seperti umumnya yang kita tahu, bahwa punk selalu identik dengan anarki. They also have a bright side man...

Sukses ya buat Dindapobia Read More..

Minggu, 18 Januari 2009

Seniman Aceh Gelar Konser Buat Palestina




Ratusan penonton hanyut dalam konser amal untuk Palestina pada konser Musik Peduli Palestina yang digelar komunitas seniman Aceh di Taman Budaya Banda Aceh, Sabtu (17/01) malam.

Konser amal yang dibuka dengan pemutaran film PALESTINA itu memunculkan keharuan para penonton, terlebih setelah pembacaan puisi oleh Maida Januar yang membuat bulu roma berdiri menyebabkan suasana hening sesaat.
Konser yang didukung oleh sejumlah seniman di antaranya Moko and Friend band, Seramo Regae, Virtuo dan Liza Aulia yang menyanyikan lagu Kutiding semakin menghanyutkan suasana.

Dalam konser amal untuk Palestina itu penonton dapat menikmati suguhan hiburan berupa musik dan pembacaan puisi secara gratis, panitia hanya mengharapkan sumbangan penonton seikhlasnya.

Konser amal ini disemarakkan juga dengan lelang grup band yang langsung dilaksanakan usai menyuguhkan lagu kepada penonton. Harga lelang dibuka dari Rp300 ribu hingga puluhan juta rupiah. Selain hiburan, dua lukisan karya pelukis Aceh Mahdi Abdullah juga dilelang dalam konser amal tersebut.
Dana yang terkumpul nantinya akan dikirimkan kepada warga Palestina di Gaza dalam bentuk obat-obatan dan makanan.

Jumlah dana amal yang terkumpul untuk sementara hingga saat ini lebih dari Rp30 juta rupiah. Jumlah dana diperkirakan akan terus bertambah karena masih banyak hiburan yang akan ditampilkan.

Konser amal tersebut digelar untuk membantu meringankan beban penderitaan warga Palestina yang saat ini tengah menghadapi agresi militer Zionis Israel. Sejak serangan Israel yang dimulai pada 27 Desember 2008 lebih dari seribu warga Palestina meninggal dunia dan hampir 5.000 menderita luka-luka.

sumber:
Kapanlagi.com Read More..

Jumat, 09 Januari 2009

Software Gitar Untuk DS



Biarpun tidak seheboh Guitar Hero, Nintendo DS juga akan mendapatkan sebuah software gitar virtual.

Software yang diberi judul Hiite Utaeru DS Guitar M-06 tersebut dikembangkan oleh Plato, pembuat software Eigo Zuke (software latihan bahasa Inggris untuk DS). M-06 diciptakan untuk pengguna awam maupun pemain gitar sebenarnya. Sebanyak 120 chord yang dimasukkan kedalam software ini untuk dimainkan, dengan tiga variasi plucking masing รข€“ masing.

Game ini dimainkan dengan menggunakan d-pad, sementara stylus digunakan untuk melakukan strum. Terdapat 20 lagu disediakan didalam softwarenya, dengan 18 lagu lain (versi cetak) dalam bundle softwarenya.

Plato berencana untuk menjual software ini pertama kali lewat Amazon, mulai tanggal 21 Desember di Jepang. Harganya relative murah dengan label $32 dollar (Rp. 297, 600). Read More..

Senin, 05 Januari 2009

Refresh untuk Bangkit Ingin Mengulang Sukses The Reason



Ada pernyataan klasik mengatakan, meraih kesuksesan mungkin lebih mudah daripada mempertahankannya. Hal ini benar-benar dirasakan Hoobastank. Band ini masih belum bisa membuat prestasi seperti saat single The Reason meledak di pasaran. Tidak mau ambil risiko lebih buruk, mereka merekrut produser lamanya.

Doug Robb (vokalis), Dan Estrin (gitaris), dan Chris Hesse (drummer) kembali menggandeng Howard Benson. Dia adalah orang di balik kesuksesan lagu The Reason. Robb dkk mantap mengajak Benson kerja bareng di album keempatnya, For(N)ever. Album ini rencananya dirilis pada 27 Januari 2009.

Hoobstank memang sedang sibuk. Selain merampungkan materi, mereka sedang berbenah diri. Yang menjadi target utama adalah manajemen band dan kedisiplinan.


Banyak kesalahan di sana-sini yang menghambat kerja mereka. Hal ini terjadi karena Robb dkk jenuh karena tur. Sebuah rutinitas yang terus-menerus dilakukan selama lima tahun belakangan.

"Setelah refresh, kami punya 'otak baru.' Otak yang siap untuk menulis lagu dan memulai proses rekaman. I'm very exited!" ujar Robb. Mereka mengaku punya brand-new ears and eye hasil olahan sendiri. Mereka berjanji tak kan mengecewakan fans di album berikutnya.

Hoobastank ternyata benar-benar merahasiakan materi musik untuk For(N)ever. Mereka tidak mengonfirmasikan album keempat ini bakal seperti apa. Namun, ada satu petunjuk yang bisa menjadi gambaran awal. Yaitu, review lirik yang dipasang di situs resmi band.

Di situs tersebut, diceritakan bahwa album keempat itu dominan bercerita tentang dua hal tegas yang berbeda. "Hanya ada dua, I love you atau I hate you. Yang terbaik atau yang terburuk. Tidak ada di tengahnya," jelas Robb.

Banyak single-single andalannya yang menawarkan romansa perpisahan. Misalnya, track Don't Think I Love You. Lagu ini menceritakan seorang yang sadar telah dikhianati setelah pasangannya pergi ke lain hati. Atau, So Close So Far yang terinspirasi perang di Irak. Lagu itu juga bercerita bagaimana perasaan para kekasih yang ditinggal pergi berperang. You're The One juga mempunyai rasa berbeda. Di single ini, Estrin memakai petikan yang belum pernah dipakai sebelumnya.

Beberapa track seperti My Turn, The Letter, dan All about you, dijanjikan akan membuat fans penasaran dengan aksi panggung mereka. Untuk Tears of Yesterday, bantuan sound datang dari David Campbell, seorang composer kenamaan. (puz/bs/kkn)

Diskografi

Hoobastank (2001)

The Reason (2003)

Every Man for Himself (2006)

For(N)ever (2009)

Did U Know

Saat Linkin Park (LP) tur keliling dunia dalam rangka promo Meteora lalu, Hoobastank menjadi salah satu band pendukung yang diboyong ke mana-mana oleh LP. Tak usah heran dengan kedekatan mereka. Selain berasal dari kota yang sama, Agoura Hills, California, ternyata para personelnya juga bersekolah di tempat yang sama. Mereka adalah teman sekolah waktu di Agoura High School.

Sebelum berada di Hoobastank, Josh Moreau adalah seorang basis, bukan drumer. Tapi, karena dua posisi itu sama-sama untuk menjaga tempo, Josh enjoy saja menjadi drumer. Kini, Moreau sudah off dari Hoobastank. Posisinya diganti pemain pinjaman Dave Amezcua.

Wajah sang vokalis Doug Robb merupakan wajah oriental campuran. Dia mendapatkannya dari sang ibu yang asal Jepang, sedangkan ayahnya adalah warga negara Skotlandia.

Sumber by:
Jawa Pos
Read More..

Punya Lirik Mengikat




Tong kosong nyaring bunyinya. Ungkapan ini cocok menggambarkan orang yang hanya besar di mulut, tapi perbuatannya nol. Hal ini sedikit sama dengan perkembangan musik pop di Indonesia. Tema yang diangkat pun berputar-putar di kisah cinta. Sayang, bahasan musik ini tak sesuai dengan kenyataan.

Dengan pemikiran di atas, Efek Rumah Kaca (ERK) hadir untuk menawarkan hal baru di industri musik. Band asal Jakarta ini mengusung konsep bahwa musik bukan sekadar hiburan, yang hanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Cholil (vokal/gitaris), Adrian (basis), dan Akbar (drumer) sepakat membawakan musik yang mengikat dan punya impact.

Jangan heran kalau lirik dalam dua rilisannya, Efek Rumah Kaca (September 2007) dan Kamar Gelap (Desember 2008), punya makna dalam. Banyak pesan tersimpan dalam kata-kata absurb di dalamnya.

Terkadang, memang sangat sulit mengerti lirik-lirik trio ini. Tapi, Cholil menampik materi ERK disebut bahan berat. "Justru aku bilang ringan. Sebab, semua itu sangat dekat dengan kita. Fenomena yang kita baca setiap hari di koran," ujarnya.

Proses pengerjaan lagu bagi ERK memang membutuhkan waktu lama. Minimal dua minggu. "Biasanya, aku terusik dulu akan suatu hal. Lalu, aku coba cari info lagi. Research literatur. Sortir pesan-pesan yang mau disampaikan, baru dibikin lirik," jelasnya.

Idealisme ERK begitu ketat dan teliti untuk urusan lirik. Sebuah lirik harus bisa berdiri sendiri dan punya pesan meski tanpa sound pendukung. Jadi, ketika lirik ini dibaca tanpa sound, orang masih bisa menangkap pesannya. Pesan inilah yang mengikat.

"Kami membuat lagu tentang shopaholic, tapi para personel ERK masih doyan belanja nggak penting. Kan nggak pas kalau seperti itu. Intinya, sebelum ngefek ke pendengar, sudah harus membawa impact ke penyanyinya," ungkap Cholil.

Sumber by:

Jawa Pos


Read More..